LAHIRNYA KABUPATEN WONOSOBO
I.
LATAR BELAKANG
Wonosobo berasal dari bahasa sansekerta
“ WAUNA” dan “SEBA”. WAUNA yang artinya ssebuah tempat /Dusun/Desa yang
derajadnya lebih tinggi daripada SIMA, dan sima sendiri merupakan dataran
tertinggi daripada Desa, boleh dikata kalau sekarang sebuah Kabupaten. Seba
adalah tempat bertemunya para pandita. Pada zaman dulu Dieng merupakan tempat
bertemunya para pandita dari berbagai penjuru Dunia melalui pantai utara Pulau
Jawa, kapal yang ditumpangi oleh para pandita merapat melalui dermaga di
wilayah Kabupeten Batang, lalu menuju ke Dieng hal tersebut dibuktikan dengan
adanya peninggalan purbakala antara lain: Anda Budha, Candi-candi, tingkat
bawanda dan barang-barang perhiasan dari emas (menurut Dr. Kusnin seorang arkeologi
menuturkan bahwa Dieng merupakan pusat kebudayaan, Hindhu tertua yang
bersejarah perlu sekali dilestarikan dan menurut beliau juga, kepustakaan
tentang Dieng ada Leiden Belanda).
Permulaan sejarah Wonosobo ditengarai
dengan datangnya 3 tokoh pada abad ke 17, yaitu Kyai Kolodete, Kyai Walik, Kyai
Karim. Ketiganya dating ke Wonosobo dengan sanak keluarganya. Sesaat itu
kondisi Wonosobo masih merupakan hamparan hutan belantara yang amat menakutkan,
2 gunung pengayom mengawasi dari timur, gunung sumbing dan Gunung sindoro,
singkat kata jarang orang berani mengarungi hutan kawasan Wonosobo, bebasan “
SATO MARA KEPLAYU, JANMA MARA JATI”.
Tiga tokoh di atas diyakini
keberaniannya telah berhasil mendirikan kota Wonosobo dengan peran
masing-masing ialah: Kyai Walik sebagai tokoh perancang kota, Kyai Karim
sebagai tokoh yang mampu meletakkan sendi-sendi dasar pemerintahan, sementara
itu Kyai Kolodete memang tidak begitu jelas peranannya, Namun Kyai Kolodete
dikenal sebagai pennguasa di daerah Dataran Tinggi dieng.
Tonggak sejara Kabupaten Wonosobo
dimulai dengan pemerintahan yang dipimpin oleh Raden Muh. Ngarpah sebagai
Bupati pertama dengan gelar Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Setjanegara.
Wonosobo merupakan Kabupaten yang
berbatasan dengan Kabupaten Purworejo, Kabupaten Batang, Kabupaten Banjar, dan
Kabupaten Kebumen.
II.
PENETAPAN HARI JADI WONSOBO
A. Memepertimbangkan
bahwa :Hari Jadi” pada hakekatnya merupakan awal daripada sejarah suatu
bangsa/Negara dan sejarah itu sendiri merupakan guru abadi bagi suatu
Bangsa/Negara/Daerah yang sedang membangun. Disamping itu dengan ditetapkannya
Hari Jadi Kabupaten Wonosobo maka diharapkan semangat membangun darahnya dalam
rangkaian satu kesatuan dengan pembangunan Negara Republik Indonesia.
B. Tanggal
24 Juli tahun 1825 merupakan hari jadi Wonosobo., berdasarkan hasil penelitian
dari fakultas Sastra Indonesia UGM Yogyakarta yang dipimpin oleh Dr. Joko Surya
serta hasil seminar tahun 1994 yang diikuti oleh para ahli yang terkait dan
para tokoh masyarakat Wonosobo.
III.
TITI MANGSA
Hari jadi Kabupaten wonosobo ditandai
dengan Surya Sengkala “PANDHAWA MULAT HASTA NYAWIJI: yang bermakna sebagai
berikut:
PANDHAWA bermakna 5
MULAT bermakna
2
HSTA bermakna
8
NYAWIJI bermakna
1
Jadi Pandawa Mulat Hasta Nyawiji (1825)
bermakna menyatunya pemimpin daerah kabupaten Wonosobo disimbulkan dengan
Muspika Plus ( Bupati, Kodim, Polres, Kejaksaan dan Ketua Pengadilan) merupakan
satu kesatuan yang tidak bias dipisahkan dalam membangun Wonosobo.
BUPATI DARI MASA KEMASA
1. KRT
SETJONEGORO PERIODE
1825 – 1832
2. Tumenggung
R. MANGOENKOESOEMO PERIODE 1832 –
1857
3. Tumenggung R. KERTONEGORO PERIODE 1857 – 1863
4. Tumenggung
TJOKROHADISOERDJO PEERODE
1863 – 1869
5. Tumenggung
SOERJOHADIKOESOEMO PERIODE 1869 –
1898
6. R.
Tumenggung SOERJOHADINEGORO PERIODE
1898 – 1919
7. Adipati
R.A SOSROHADIPRODJO PERIODE
1920 – 1944
8. Bupati
R. SINGGIH HADIPOERO PERIODE
1944 – 1946
9. Bupati
R. SOEMINDRO PERIODE
1946 – 1950
10. Bupati
R. KADRI PERIODE
1950 – 1954
11. Bupati
R. OENAR SOERJOKOESOEMO PERIODE
1055 –
12. Bupati
R. SANGIDI HADISOETIRTO PERIODE
1955 – 1957
13. Kepala
Daerah RAPINGOEN WIMBIHADI S PERIODE
1957 – 1959
14. Bupati
R. WIBOWO HELLY PERIODE
1960 – 1967
15. Bupati
Kepala Daerah Drs. DARIDJAT A.N.S PERIODE
1967 – 1974
16. Pj.
Bupati Kepala Daerah R. MARJABAN PERIODE
1974 – 1975
17. Bupati
Kepala Daerah Drs. SOEKANTO PERIODE
1975 – 1985
18. Bupati
Kepala Daerah Drs. POEDJIHARDJO PERIODE
1985 – 1990
19. Bupati
Kepala Daerah H. SOEMADI PERIODE
1990 – 1995
20. Bupati
Kepala Daerah Drs. H. MARGONO PERIODE
1995 – 2000
21. Bupati
Drs. TRIMAWAN NUGROHADI PERIODE
2000 – 2005
IV.
KECAMATAN YANG ADA DI WONOSOBO
1. Kecamatan
Kejajar
2. Kecamatan
Garung
3. Kecamatan
Mojotengah
4. Kecamatan
Watumalang
5. Kecamatan
Wonosobo
6. Kecamatan
Selomerto
7. Kecamatan
Kertek
8. Kecamatan
Leksono
9. Kecamatan
Sukoharjo
10. Kecamatan
Sapuran
11. Kecamatan
Kepil
12. Kecamatan
Kalibawang
13. Kecamatan
Kaliwiro
14. Kecamatan
Wadaslintang
15. Kecamatan
Kalikajar.
V.
KAWASAN WISATA WONOSOBO
1. Dataran
Tinggi Dieng
-
Telaga Warna
-
Sumur Jolotundo
-
Kawah Candradimuka
-
Kawah Sileri
-
Candi Dwarawati
-
Komplek Candi Pandawa
-
Telaga Merdada
-
Candi Gatot Kaca
-
Candi Bimo
-
Candi Gatot Kaca
-
Kawah Sikidang
-
Telaga Pengilon
-
Dieng Platau Theater
-
Tuk Bimo Lukar
-
Bukit Sikunir dan Telaga Cebong
2. Telaga
Menjer di Garung
3. Agro
Wisata Tambi di Perkebunan Tambi
4. Taman
Rekreasi dan olah Raga Kalianget
5. Kolam
Renang Mangli
6. Tirta
Ria
7. Air
Terjun Sikarim
8. Curug
Winong
9. Arung
Jeram Watu Tedeng
10. Waduk
Wadaslintang
VI.
UPACARA TRADISI
1. Hari
Jadi Wonosobo, diperingati setiap tanggal 24 Juli
2. Tenongan
Suran, di desa Kadipaten Kecamatan Selomerto
3. Ngruwat
Rambut Gembel, merupakan tradisi di
sekitar Kecamatan Kejajar.
VII. KESENIAN TRADISIONAL
1. Tari
Angguk
2. Tari
Kuda Lumping
3. Tari
Lengger
By Amin
Nurita F.A
Sekretaris
PWNA Jawa Tengah
0 comments:
Post a Comment