11 Feb 2013

KEHORMATAN ADALAH PENGORBANAN

KEHORMATAN ADALAH PENGORBANAN 
Oleh : Azizah Herawati, S.Ag.*)
Ketua V (Bidang Pendidikan) PWNA Jateng


QS An-Nisa 86 :

واذا حييتم بتحية فحيوا باحسن منها او ردوها ان الله كان على كل شيء حسيبا  النساء 86

Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan) dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuatu”.
         Ayat di atas menyeru kita untuk membalas penghormatan dengan penghormatan yang lebih baik atau paling tidak yang sepadan. Coba kita ibaratkan saat kita diundang seseorang, pasti ada penyebabnya. Ada sebab, berarti pilihan, tidak mungkin karena ada ketidak sengajaan. Pilihan berarti sebuah kehormatan dan kehormatan adalah kerelaan berkorban untuk kembali menghormati yang mengundang. Jadi kehormatan bukanlah gagah-gagahan, tapi justru suatu bentuk ketulusan untuk memberikan yang terbaik bagi orang lain, sehingga menumbuhkan kegembiraan bagi yang menerimanya.
        Dewasa ini banyak orang menempatkan kehormatan hanya untuk ‘orang yang mempunyai jabatan’. Sehingga dengan ‘jabatannya’ jangankan menghormati dengan yang lebih, dengan yang sepadan aja enggan. Padahal di mata Allah, semua manusia adalah sama, yang membedakan adalah taqwanya. Sebagaimana penggalan Firman Allah SWT yang sudah sangat populer dalam QS Al-Hujurat 13 :
ان اكرمكم عند الله اتقيكم          الحجرات 13
“……..Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah yang paling bertaqwa ……..”.
          Sangat penting kiranya kita merenungkan bahwa saat orang mengagungkan jabatan sebagai kehormatan, belum tentu di mata Allah sama adanya. Bukankah salah satu biang krisis multi dimensi yang melanda negeri ini adalah karena ulah para pejabat yang ‘terhormat’!Mereka menggunakan ‘jabatannya’ untuk berperilaku ‘tidak terhormat’, sehingga apapun caranya yang penting ‘dapat’!
         Alangkah indahnya andaikata ‘orang-orang terhormat’ mau belajar untuk membalas penghormatan orang lain, minimal dengan yang sepadan, syukur bisa membalas dengan yang lebih! Dengan demikian orang lain akan dengan sendirinya hormat kepadanya tanpa ada tendensi apapun apalagi sekedar ABS alias Asal Bapak Senang.
      Sudah saatnya kita belajar ‘mengorbankan diri’ untuk semata-mata mencari ridho Allah SWT. Mengorbankan kepentingan diri yang hanya berorientasi pada hal-hal duniawiyah saja, sekedar untuk mendapatkan apa yang kita inginkan dengan mengesampingkan           ridho Allah SWT. Mari kita belajar dari para pendahulu kita yang tidak mengagungkan ‘harta, jabatan dan keturunan’, tapi justru memandangnya sebagai sebuah ‘amanah’ yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya, semata-mata untuk mendapatkan ridho Allah SWT. Justru dengan ‘ketawadhu’an’ mereka, namanya terkenang hingga kini dan ‘sangat terhormat’ di mata Allah SWT. Sehingga Allah SWT mengabadikannya dalam
Al-Qur’an Surat Al-Baqarah 207 :  

ومن الناس من يشري نفسه ابتغاء مرضات الله  والله رؤف باالعباد

البقرة  207

“Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya untuk mencari keridhoan Allah. Dan Allah Maha Penyantun kepada Hamba-hambaNya”.

Wallahu a’lamu bish-showwab.

0 comments: