2 Mar 2013

Perempuan dan Politik

EDISI PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEREMPUAN
PEREMPUAN DAN POLITIK

Amin Nurita FA, ST, M.Pd
Sekretaris Umum Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengembangan PDA Wonosobo

Dunia politik sesungguhnya identik dengan dunia kepemimpinan. Saat berada dalam posisi sebagai pemimpin, perempuan mengalami lebih banyak hambatan dibandingkan dengan laki-laki. Mengapa?????
Karena perempuan harus selalu membuktikan bahwa dirinya memang pantas dan bisa diandalkan.
“Perempuan dan politik” merupakan rangkaian dua kata yang sering dijadikan slogan oleh partai politik (parpol) menjelang pemilu. Slogan itu dimaksudkan sebagai kampanye agar perempuan tertarik menyumbangkan suaranya pada partai politik tersebut. Tetapi itu hanya sebatas slogan, karena saat pemilu berakhir parpol lupa dengan janjinya. Dalam posisi penentuan calon legeslatif perempuan masih sebatas sekedar memenuhi syarat adanya kuota 30%. Perempuan masih sebatas dijadikan sebagai pelengkap, dengan berbagai alasan posisi perempuan dalam setiap pencalonan legeslatif sering dilempar pada posisi yang tidak menguntungkan.
Tatanan kehidupan umat manusia yang didominasi kaum laki-laki atas kaum perempuan sudah menjadi akar sejarah yang panjang. Dalam tatanan itu, perempuan ditempatkan sebagai the second human being (manusia kelas kedua), yang berada dibawah superioritas laki-laki, yang membawa implikasi luas dalam kehidupan social di masyarakat. Perempuan selalu dianggap bukan makhluk penting, melainkan sekedar pelengkap yang diciptakan dari dan untuk kepentingan laki-laki. Akibatnya perempuan hanya ditempatkan di ranah domestic saja, sedangkan laki-laki di ranah public. Hal ini terjadi, karena salah satu faktornya adalah pemahaman umat terhadap teks-teks agama yang ditafsirkan secara tekstual.
Kondisi semacam ini harus diperbaiki secara terus menerus pada semua lini masyarakat. Pemahaman tentang arti penting posisi perempuan dalam ranah public perlu dipahami perempuan dan laki-laki. Begitu juga pemahaman tentang politik bagi masyarakat umum agar masyarakat memahami betul bahwa politik itu penting untuk dipahami.
Dua persoalan mendasar keterlibatan perempuan dalam politik di Indonesia adalah pada masalah keterwakilan perempuan yang sangat minim di ruang publik. Perempuan selalu terstigma dan selalu diposisikan hanya dapat berada dalam ranah domestik untuk mengurusi masalah rumah tangga, tanpa bisa berapresiasi dan mengembangkan diri dalam ranah publik. Permasalahan yang kedua adalah minimnya platform partai politik yang secara konkrit membela kepentingan perempuan. Bagi beberapa pemikir dan pemerhati perempuan beranggapan bahwa memberi tempat lebih banyak bagi perempuan dalam dunia politik tentunya akan memberikan suatu suasana baru bagi perubahan politik yang arogan, korup, dan patriarkis.
Perjuangan perempuan Indonesia ini konkrit dengan terus memperjuangkan kuota 30%  perempuan di parlemen. Majunya perempuan ke ruang publik dan menduduki tempat-tempat strategis pengambilan keputusan adalah satu-satunya cara agar kepentingan perempuan itu sendiri terwakili. Tidak ada alasan lain lagi untuk terus memasukkan perspektif gender dalam segala lini kehidupan kita. Tokoh Feminis politik Mary O Brien pernah mengutarakan bahwa perempuan selama ini hanya digunakan sebagai alat oleh partai demi alasan pembaharuan dunia (in the name of a vision that transforms the world). Perempuan hanya semata dijadikan alat politik dan pada akhirnya lagi-lagi menjadi kaum mayoritas yang inferior dan terbungkam (silenced and thwarted majority).
Sejarah yang selama ini terbangun ada melalui rangkaian konvensi yang sangat kuat dan membuat perempuan tersisih dari dunia politik melalui pembedaan antara peran privat dan publik.  Secara serius, pembedaan ini memotong akses perempuan ke lingkup publik. Banyak yang sepakat bahwa gerakan perempuan untuk memulihkan hak-hak politiknya ini erat kaitannya dengan proses transformasi sosial yang identik dengan transformasi demokrasi. Dan pada dasarnya tujuan gerakan perempuan itu sendiri adalah untuk menciptakan suatu hubungan antar sesama manusia yang secara fundamental baru, lebih adil, dan saling menghargai.
Sebenarnya apa politik itu? Kenapa perlu memahami Politik???? Ikuti edisi selanjutnya……. To be continue……
(aNfA’ 2 Maret 2013).

0 comments: