“Kamu adalah
umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf,
dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”
Amar ma’ruf, ajakan
berbuat baik haruslah memanusiakan manusia, bukannya merendahkan derajat manusia atau humanisasi.
Nahi munkar (mencegah
kemunkaran) haruslah membebaskan manusia dari penindasan,
bukannya menciptakan penindasan atau
liberasi. Keduanya dilengkapi dengan menyeru beribadah kepada Allah atau transedensi. Inilah
landasan Kebijakan Nasyiatul
Aisyiyah pada periode 2012-2016 yang diarahkan pada: “Pendidikan
profetik untuk mensinergikan sumber daya advokasi bagi perempuan dan anak”.
Nilai-nilai profetik berupa humanisasi, liberasi dan transedensi diambil
karena Nasyiatul
Aisyiyah adalah gerakan kritik sosial khususnya ketidakadilan dan ketimpangan
sosial dengan memakai kaca mata nilai-nilai Islam yang diajarkan Rosulullah dan
berupaya mencari solusi bersama bagi berbagai masalah sosial khususnya
berkaitan dengan dunia anak dan perempuan.
Pendidikan adalah
strategi dalam internanilasi dan implementasi nilai-nilai tersebut untuk
menyinergikan segenap sumber daya bagi aksi advokasi perempuan dan anak sebagai
fokus gerakan.
Untuk mengukur
keberhasilan arah sasaran periode ini, maka disusun beberapa indikator capaian
sebagai berikut:
1. Berjalannya fungsi dan
peran struktur kepemimpinan dan kelembagaan
2. Intensifnya peningkatan
kapasitas advokasi bagi kader Nasyiatul Aisyiyah
3. Massifnya upaya-upaya
penyadaran Nasyiatul Aisyiyah terhadap masalah perempuan dan anak di
masyarakat
Kata-kata kunci dari 3 indikator inilah yang kemudian kita angkat sebagai branding
nasyiatul Aisyiyah sebagai Gerakan RAMAH Perempuan dan Anak.
R :Reflektif
Berempati, menyadari,
menempatkan
perspektif kita pada kondisi mereka yang memerlukan bantuan dan memahami
berbagai kelemahan serta hambatan internal/eksternal yang dihadapi
serta selalu kritis terhadap struktur dan sistem sosial yang berpotensi atau
jelas secara langsung melemahkan posisi sosial kaum perempuan dan anak.
A : Aktif.
Bergerak, berperan
mengatasi problema baik di wilayah publik dan privat, bukan hanya menunggu serta menjalin kerjasama dan kesepahaman dengan segenap pihak terkait.
M. Massif.
Cita-cita dan
aksi nyata bersama melibatkan seluruh lapisan
pimpinan maupun anggota dan jejaring Nasyiatul Aisyiyah
A .Advokatif.
memilih posisi sebagai pembela dan pejuang dalam upaya pemenuhan hak-hak
perempuan dan anak, khususnya hak untuk bebas dari tekanan, kekerasan dan
keterbatasan baik di ruang-ruang publik dan privat.
H : Harmonis.
Keselarasan, keseimbangan
secara internal atas kesatuan ide, struktur dan kader baik pimpinan maupun
anggota dan secara eksternal sebagai gerakan bersama dengan komponen lain menciptakan
lingkungan yang lebih adil bagi perempuan dan anak .
Dari hasil pemilihan dengan
cara formatur terpilih 9 suara terbanyak yaitu Amin Nurita Fajar Astuti,ST. MPd (105 suara), Eliani Dwi Pahlevie, S.Pd(87 suara), Isnurani, SPd (71 suara), Dini Dwi Haryani, S.Pd (60 suara), Endang Widiarti Ningrum, S.Si(55 suara), Laely Mardiyati(52 suara), Agustin Zulaiha (47 suara), Endang Ratnawati, S.Pd (43 suara), Lisya Windari Azis, S.Si(37 suara).
Dari hasil rapat formatur menetapkan Saudari Amin Nurita Fajar Astuti,ST. MPd sebagai Ketua
Umum dan Eliani Dwi Pahlevie, S.Pd
sebagai Sekretaris. (aNfA’2013)
0 comments:
Post a Comment